Energi yang dihasilkan dari reaksi fisi begitu besar. Teknologi nuklir terus berkembang. Reaktor pengembang biak cepat dan termal memproduksi fisil Pu-239 dan U-233 dengan bahan bakar fertil U-238 (cepat) dan Th-232 (termal).1 Reaktor CANDU (Canada Deuterium Uranium) dapat menggunakan bahan bakar Uranium murni, Thorium, Plutonium, RU (Recovered Uranium), dan pembakaran actinida.2 Reaktor Generasi IV dengan jangka radioaktif limbah nuklir lebih pendek, hasil energi jauh lebih besar, dan (beberapa reaktor) kemampuan memakai kembali limbah nuklir (menguatkan pendapat menganggap nuklir sebagai energi yang dapat diperbaharui).3 Konsep Pemasangan CONFU ( COmbined Non-Fertile and UO2) untuk LWR (Light Water Reactor) sebagai pembakar aktinida.4 Dan kawan-kawan.
Limbah radioaktif adalah masalah serius penggunaan teknologi nuklir karena butuh waktu sampai milyaran tahun agar radioaktifitas berhenti. Pembuangan limbah tersebut harus aman dan tidak merugikan lingkungan serta manusia, beberapa cara antara lain: menidakaktifkannya dalam kaca (Vitrifikasi), segel dalam wadah tahan korosi (seperti stainless steel), simpan di bawah tanah dalam struktur batuan yang stabil, dan mengurung wadah dengan urukan kedap seperti tanah liat bentonit jika penyimpanan basah.5 Dan teman-teman.
Indonesia (atau mungkin pemerintah saja?) yang ingin membangun reaktor nuklir (lagi) perlu bersedia diri akan risiko-risiko dalam menjalankan dan mengelola PLTN. Dari yang saya lihat di berita (koran luring dan daring), proyek PLTN banyak mendapat penolakan. Yah.. Karena ada renewable energy lain (aman, tentram, damai), kenapa perlu nuklir (berbahaya, berisiko, hati-hati)? Salah satu negara maju, Jerman saja telah mengalihkan pandangan dari fisi nuklir. Yup.. Energi dan limbahnya luar biasa. Anti nuklir atau pro nuklir terserah orang-orang. Kalau belum siap jangan dipaksakan (meski pun orang yang terpaksa pasti bisa, katanya).
Jika manusia Indonesia (baca penduduk sekitar) terlalu takut pada risiko bahaya PLTN, minta pemerintah (yang kita selalu bergantung kepadanya) membangun pembangkit listrik fotovoltaik dan juga memasangnya di atap-atap setiap rumah. Pilihan lainnya seperti panas air laut (Ocean thermal energy conversion), tenaga angin (Ladang Angin), gas bumi, dan panas bumi (panas bumi di Indonesia)
1 Breeder Reactor 2 CANDU reactor 3 Generation IV reactor 4 Actinide Burning in Reactors: Options and Outcomes oleh Mujid S. Kazimi 5 Radioactive Waste Management