Touhou 14: Shining Needle Castle, Tentang Kegilaan dan Pemberontakan Kelas Tertindas (Yang Gagal)

Setelah beberapa waktu tidak bermain, aku kembali mencoba memainkan Touhou dan kebetulan versi yang aku mainkan adalah versi 14, atau nama lengkapnya Touhou Kishinjou (Shining Needle Castle) ~ Double Dealing Character yang ceritanya memiliki latar pemberontakan kelompok youkai lemah (youkai = istilah yang merujuk ke berbagai macam makhluk supernatural yang biasanya ada di cerita rakyat masyarakat Jepang) . Pemberontakan ini merupakan sebuah balas dendam kelompok tertindas yang melibatkan perebutan kekuasan politik dari kelas penguasa untuk menggulingkan tatanan masyarakat. Di sini, namun, aku barangkali akan lebih banyak mengambil referensi dari Touhou Wiki, terutama untuk mengakses salinan percakapan tertulis yang ada di permainannya. Aku juga akan memasukkan beberapa hal yang aku temukan di versi 14.3-nya, Danmaku Amanojaku ~ Impossible Spell Card. Sebagai catatan, aku hanya akan mengambil cerita inti dan mengabaikan keragaman alur yang diakibatkan oleh pilihan karakter dalam permainan. Selain itu, aku mencoba menghadirkan beragam interpretasi yang mungkin dengan membawa kemari juga beberapa cerita karya penggemar untuk dijadikan pertimbangan. LOTS OF SPOILER ALERT

Sebuah ilustari karya penggemar yang menampilkan tiga tokoh yang terlibat pemberontakan: Raiko Horikawa (kiri), Shinmyoumaru Sukuna (kanan), dan Seija Kijin (belakang). [sumber]

Kisah latar belakang

Jauh di masa lalu, seorang dari spesies bertubuh kecil (inchling) bernama Issun-Boushi mengalahkan satu oni (semacam setan) dan mendapatkan hartanya, yaitu “Miracle Mallet” (Palu Ajaib). Alat ini dikatakan dapat mengabulkan semua permintaan. Issun-Boshi tahu bahwa ia harus menggunakan alat ini secara hati-hati karena alat ini merupakan kepunyaan oni. Oleh keturungan-keturunan setelahnya, alat ini digunakan untuk menciptakan sebuah istana dan berkuasa atas orang-orang. Ketika kekuatan alat ini habis, istana ini tenggelam ke dalam bumi, membawa bersamanya seluruh ras ‘orang kecil’. Menyadari kesalahan ini, orang-orang kecil yang tersisa menyegelnya sekali lagi. Dalam perjalanan waktu, kisah tentang Miracle Mallet akhirnya terlupakan.

Adalah Seija Kijin, satu amanojaku (sejenis youkai yang dapat memprovokasi orang dan mengajak pada keburukan, sejenis arwah dari kontradiksi dan kesesatan) yang berkeinginan menggunakan alat ini untuk menggulingkan tatanan yang ada di Gensokyo (nama dari dunia dalam permainan yang memiliki arti “tempat fantasi”). Ia menggunakan seorang putri dari ras orang kecil yang tidak tahu apapun mengenai Miracle Mallet, Shinmyoumaru Sukuna karena hanya orang-orang kecil yang mampu menggunakannya. Seija meyakinkan Shinmyoumaru dengan menceritakan sejarah palsu tentang bagaimana youkai di Gensokyo merendahkan orang-orang kecil pada masa lalu.

Amanojaku melawan dunia

“Nobody would benefit… you say? None of you understand how much we, the weak, have been oppressed.”

(Tidak ada yang diuntungkan… kau bilang? Tidak ada satupun dari kalian yang mengerti seberapa buruknya kami, yang lemah, telah ditindas.)

– Seija Kirin menanggapi Reimu yang menyatakan pergolakan sosial semacam ini tidak bermanfaat bagi siapapun dalam rute Reimu B

Masalah amanojaku sebenarnya terletak pada kemampuan kontradiktif dalam diri mereka. Dalam kasus Seija, segalanya adalah kebalikan, segalanya terjungkirbalikkan. Yang bagi orang-orang hal baik, itu adalah hal yang buruk bagi Seija. Seija menyukai hal-hal yang dibenci orang-orang. Dia sedih melihat seseorang bahagia. Ini membuatnya tidak disukai, tetapi tidak disukai tentu membuat dirinya bahagia. Ketika sekutu-sekutunya meninggalkannya dan berbalik memusuhinya, dia tidak mempermasalahkannya. Kondisi Seija yang seperti ini membuat dirinya sangat tidak masuk akal. Barangkali kenyataan baginya adalah skizofrenik. ‘Kegilaan’ ini digambarkan dengan baik oleh Uu Uu Zan dalam komik karya penggemarnya yang judulnya mengambil dari judul salah satu musik latar belakang dalam permainan, Reverse Ideology (tautan baca ke terjemahan bahasa Inggris di Dynasty Reader, tidak dapat diakses melalui IP lokal). Komik tersebut terbagi dalam dua cerita yang kontradiktif sepenuhnya. Ketika membacanya, kamu akan dihadapkan pada pertanyaan bagian cerita mana yang benar dan yang salah, mana yang kebenaran nyata dan mana yang merupakan hasil penjungkirbalikan dari itu.

Penghuni-penghuni Gensokyo, termasuk juga media massa mereka yang ikut menyebarkan pandangan yang ideologis, melihat Seija sebagai satu pemberontak yang akan menciptakan kekuasaan bagi dirinya sendiri atas semua orang. Bias yang nyata dari pandangan ini adalah bahwa mereka mengabaikan kondisi yang tidak biasa yang dialami Seija. Sebenarnya cukup sulit memahami posisi Seija karena kita tidak bisa memastikan kapan dia menjadi dirinya sendiri kapan dia ‘dibelokkan’ oleh kemampuannya sebagai amanojaku. Misalnya, ketika dia menyatakan dirinya sebagai golongan yang tertindas dan melakukan perlawanan, apakah itu pembelokan dari hasrat berkuasa atau ada dasar yang dapat membenarkannya? ‘Kegilaan’ yang dia alami tidak memungkinkan kita memahami kondisinya dengan (hanya) mendasarkan pada pikirannya, kata-katanya. Maka, kita perlu memandang masalahnya dengan pendekatan yang lebih materialis (meskipun ini adalah dunia fantasi supernatural). Tetapi, bagaimana caranya?

Kenyataan bahwa bukti-bukti yang kita miliki hanyalah salinan percakapan tertulis, tidak berarti segalanya hanyalah dunia ide karena segala percakapan ini terikat pada konteks. Coba amati percakapan antara Seija dan Sakuya dalam rute Sakuya B!

Seija: Do you want to become stronger? (Kau ingin menjadi lebih kuat?)

Sakuya: Well… I suppose so. (Yah.. aku rasa iya.)

Seija: Then become my ally. We are a force of resistance. We will re-draw the political borders of Gensokyo! (Kalau begitu jadilah sekutuku. Kami adalah sebuah kekuatan perlawanan. Kami akan menggambar ulang batas-batas politis Gensokyo!)

Sakuya: A resistance force!? Well, well… I think I just overheard something important. (Sebuah kekuatan perlawanan!? Wah, wah… Aku pikir aku baru saja secara kebetulan mendengar sesuatu yang penting.)

Seija: So? Will you join our cause? (Jadi? Akankah kau bergabung dengan pergerakan kami?)

Sakuya: Unfortunately, I am already attached to another political power. To me, a resistance force means a revolt against us. I never had the choice of becoming your ally from the start. (Sayang sekali, aku sudah terikat pada kekuatan politis lain. Bagiku, sebuah kekuatan perlawanan berarti sebuah pemberontakan melawan kami. Aku tidak pernah memiliki pilihan menjadi sekutumu sejak awal.)

Seija: I see… That is unfortunate. If none of you can imagine how much we, the weak, have been oppressed… Then… In this inverted castle where everything is turned upside-down, I’ll give you a taste of the humiliation the weak have suffered! (Begitu ya… Sayang sekali. Jika tidak ada dari kalian dapat membayangkan seberapa buruk kami, yang lemah, telah ditindas… Maka… Di istana yang terbalik ini di mana semuanya terjungkirbalikkan, aku akan memberimu rasa dari penghinaan yang kaum lemah rasakan.)

Percakapan ini terjadi pada posisi waktu yang sama dengan kutipanku atas Seija yang sebelumnya. Dari dua kutipan ini, aku ingin menunjukkan bahwa dua tokoh yang mendapat posisi protagonis ketika kita memainkan permainan ini, Reimu dan Sakuya (ada satu lagi bernama Marisa) telah memiliki kedudukan dalam peta politik di Gensokyo yang maka kehadiran pergerakan perlawanan adalah sebuah ancaman bagi ‘ketertiban’ yang ada (yang menguntungkan bagi mereka). Apalagi, pergerakan ini dimulai oleh satu amanojaku, kelompak youkai yang dipandang lemah, rendahan, dan hina di dalam hierarki sosial penghuni-penghuni Gensokyo (kecuali satu amanojaku bernama Sagume Kishin yang merangkap sebagai “dewi” di permainan versi lain). Betapa memalukan dan menghinakannya, jika pergerakan pemberontakan ini berhasil, bagi mereka yang selama ini memiliki kekuasaan, kelas-kelas penguasa itu. Ini juga menjelaskan kenapa dalam permainan versi 14.3-nya, ada mobilisasi besar-besaran untuk menghancurkan pergerakan perlawanan ini, hanya untuk mengalahkan satu amanojaku. Peraturan-peraturan yang membatasi diperbolehkan untuk dilanggar jika itu ditujukan untuk menangkap/mengalahkan Seija. Barangkali ini adalah momen di mana kelas-kelas penguasa demi mempertahankan posisi mereka berubah menjadi fasis.

Selain Seija dan Shinmyoumaru, tiga karakter lain yang terlibat pemberontakan secara tidak langsung atau lebih tepatnya memanfaatkan pergolakan sosial ini untuk kepentingan mereka mempertahankan kebebasan baru yang mereka dapat adalah Raiko Horikawa, Benben Tsukumo dan Yatsuhashi Tsukumo. Ketiganya adalah tsukumogami (sejenis youkai yang bangkit dari alat atau objek yang ditinggali satu dewa) yang mendapat kekuatan aneh dan perasaan mendendam dikarenakan penggunaan Miracle Mallet oleh Shinmyoumaru. Mendapat kekuatan baru ini, Benben dan Yatsuhashi mencoba melakukan penggulingan masyarakat seperti yang Seija lakukan demi pembebasan semua alat-alat, terutama mereka yang memiliki pengalaman tertindas. Di sisi lain Raiko lebih memilih untuk mencari cara agar kemerdekaan dan kekuatan barunya dapat dipertahankan sekaligus membangun kerja sama dengan tsukumogami-tsukumogami lainnya untuk menciptakan sebuah surga di mana alat-alat dapat hidup bebas/merdeka. Melihat penggunaan alat-alat yang sembarangan oleh Seija, mereka bertiga nantinya bergabung dengan dunia melawan Seija.

Sebuah ilustrasi karya penggemar pasangan Shinmyoumaru x Seija [sumber, tidak dapat diakses dengan IP lokal]

Shinmyoumaru yang bersimpati dan Seija yang (barangkali) mulai korup

Shinmyoumaru yang sempat ditangkap (merujuk ke akhir cerita permainan versi 14) meskipun telah menyadari kenyataan yang ada, masih memiliki simpati pada Seija. Shinmyoumaru mencoba meyakinkan Seija untuk berhenti dan menyerahkan Miracle Mallet kepada dirinya karena posisi Seija yang semakin terpojok dan ketidakmauan Shinmyoumaru memusuhi youkai di Gensokyo. Tetapi, Seija bersikeras untuk melawan dunia sebagai amanojaku. Hal ini dapat diketahui dari percakapan di antara mereka di dalam permainan versi 14.3 pada hari ke-8 adegan 1 sebagai berikut

Shinmyoumaru: Hey, Seija. Isn’t it about time for you to give them back?
The mallet’s remaining power, that is. (Hei, Seija. Bukankah ini sudah waktunya kamu mengembalikannya? Kekuatan yang tersisa dari Mallet itu, kau tahu.)

Seija: Eh? What are you talking about? It’s only just begun—the true social upheaval. (Eh? Apa yang kau bicarakan? Ini baru saja dimulai — pergolakan sosial yang sesungguhnya.)

Shinmyoumaru: Uhhh… Unfortunately… Upheaval is impossible at this point. We’ve already lost this fight. (Uhhh… Pergolakan tidaklah mungkin lagi pada titik ini. Kita telah kalah dalam pertarungan ini.)

Seija: Even if you complain… There’s nothing to worry about.
As long as we have at least this much cheating power, we can put the youkai throughout Gensokyo under our control at any time. (Sekalipun kamu mengeluh… Tidak ada apapun untuk dikhawatirkan. Selama kita memiliki kekuatan mencurangi [dari alat-alat ini] setidaknya sebesar ini, kita dapat meletakkan youkai di seluruh Gensokyo di bawah kendali kita kapanpun.)

Shinmyoumaru: It’s all right, it’s all right, now. Let’s just surrender. I’m not going to antagonize the youkai of Gensokyo. (Tidak apa-apa, tidak apa-apa, sekarang. Kita menyerah saja. Aku tidak akan memusuhi youkai di Gensokyo.)

Seija: I appreciate the offer, but… Nope! I ain’t surrendering to nobody. (Aku menghargai tawaranmu, tetapi… Tidak! Aku tidak akan menyerah pada siapapun.)

Shinmyoumaru: Well, I figured you’d say that. In that case, I’ll make you return that power to me. By the way, in case you were going to resist~ I told e-very-one to seriously try and capture you. Like the saying, “a live dog is better than a dead lion,” right? (Baiklah, aku menyadari kamu akan berkata demikian. Oleh karena itu, aku akan membuatmu mengembalikan kekuatan itu padaku. Ngomong-ngomong, seandainya kamu mencoba melawan~ Aku sudah bilang pada se-mu-a o-rang untuk sunguh-sungguh mencoba dan menangkapmu. Seperti pepatah, “anjing yang hidup lebih baik daripada singa yang mati,” benar?)

Seija: No matter who’s after my life, I have no reason to return this wonderful power. For I am Seija. An amanojaku since birth! (Tidak peduli siapa yang mengincar nyawaku, aku tidak memiliki alasan untuk mengembalikan kekuatan menakjubkan ini. Karena aku adalah Seija. Seorang amanojaku sejak lahir!)

Di titik ini, aku merasa (curiga) Seija mulai menjadi semakin tidak stabil (meskipun dari awal dia sudah sangat tidak stabil atau katakanlah ‘gila’). Sebagai amanojaku, menjadi musuh dunia tentu saja adalah sesuatu yang menyenangkan. Dalam hal ini, akhir cerita dari permainan ver 14.3 tidak memberi tahu kita apapun tentang apa terjadi pada Seija. Jadi, bagaimana nasib Seija pada akhirnya tidak diketahui.

Mengenai Seija sebagai amanojaku, ada sebuah komik karya penggemar (18+) oleh Hisame* berjudul Little Happiness (terjemahan bahasa Inggris di The Yuri Reader!) yang menghadirkan pandangan berbeda mengenai kondisi emosionalnya, lebih positif daripada yang aku gambarkan di atas. Menurutnya, kemampuan konradiktif amanojaku sebenarnya merupakan sifat kecenderungan (yang kuat) sehingga Seija meskipun tidak bisa menghilangkan kecenderungannya berpikir berkebalikan, ia masih memiliki kontrol atas emosinya sampai tingkat tertentu.

Pandangan yang berada di tengah antara kegilaan dan ketidakstabilan (dan kelicikan) ditunjukkan oleh Schichil dalam komik komedi karya penggemarnya berjudul Vector Spectacle (terjemahan bahasa Inggris di Dynasty Reader, tidak dapat diakses denga IP lokal) di mana Seija adalah buronan yang tidak memiliki apa-apa lagi dan hanya kabur dari satu tempat ke tempat lain dst. Seija sekalipun memiliki kesadaran, hampir tidak pernah dapat berpikiran positif dan akan melakukan apapun untuk tujuannya mengubah posisinya dalam hierarki sosial, misalnya dalam kasus Shinmyoumaru, ia mencoba membohongi, merayu, memanfaatkan perasaan cinta Shinmyoumaru lagi untuk mendapatkan kekuatan Miracle Mallet.

Yang menarik dari karya Schichil adalah bagaimana Shinmyoumaru atas keputusan sendiri berpihak lagi pada Seija dan dengan berbagai usaha yang menemui kesulitan mencoba mengubah Seija menjadi orang yang baik. Tentu ada konflik yang hebat terjadi di kepala Seija. Sebagai amanojaku, segala hal baik yang ditunjukkan dan diajarkan oleh Shinmyoumaru sesuatu yang tidak masuk akal atau aneh. Apalagi, ada dorongan dalam diri Seija yang tidak bisa berhenti memikirkan Shinmyoumaru, seorang kawan lama dalam perjuangan yang bertemu kembali dan seorang yang mau mempercayainya sepenuhnya. Seija dapat berubah, tetapi sebuah konsekuensi yang nyata. Kini, Seija tidak lagi dapat melihat Shinmyoumaru sebagai alat, tetapi sebagai orang yang berharga. Dalam posisi yang sungguh-sungguh terpojok sebagai buron, ia lebih memilih membiarkan Shinmyoumaru diambil pergi oleh musuh-musuhnya, namun, bisa hidup daripada bertarung bersama dengan risiko dia kehilangan Shinmyoumaru.

Penutup: revolusi yang gagal

Satu amanojaku melakukan pemberontakan yang hampir menggulingkan tatanan dunia. Tidak ada lagi harapan untuk revolusinya berhasil. Tetapi, itu ada artinya, bukan?

Mengenai Tembok Berlin, Trotskyite, dan Stalin Yang Menunggu Kebenaran

Sungguh, aku triggered sejak melihat judulnya saja. Ambil judul Runtuhnya Tembok Jerman dan Runtuhnya Stalinisme, tetapi sama sekali tidak memberikan argumentasi jelas, malah menyebarkan propaganda anti-komunis. Hal-hal mengenai kondisi sosial, ekonomi, dan politik di Jerman, atau khususnya Republik Demokratik Jerman, hanya dibahas sedikit sekali. Kuliah ini hanya sekadar propaganda anti-Stalin belaka yang tidak menarik. Berikut adalah beberapa kenyataan yang ada.

Pertama, tuduhan totaliter pada Stalin (Stalinisme), telah dibuktikan oleh penelitian-penelitian terakhir, adalah kebohongan yang diproduksi barat kapitalis, kaum revisionis (seperti Khrushchev dalam Pidato Rahasia nya), oposisi kanan (yang mana Trotsky menjadi bagian), dan pemerintah fasis (yang mana Trotsky berkolaborasi dengan mereka). Akses ke sumber-sumber penting yang menyatakan hal ini dapat ditemukan di bagian akhir tulisan ini. Aku tidak menyatakan bahwa Stalin adalah suci, bebas dari segala kesalahan. Aku mengakui beberapa kesalahan dari Stalin dan pemerintah Soviet pada masa itu, tetapi kesalahan-kesalahan tersebut haruslah diakui tidak termasuk kejahatan sebagaimana dituduhkan.

“The common or “mainstream” view of Stalin as a bloodthirsty tyrant is a product of two sources: Trotsky’s writings of the 1930s and Nikita Khrushchev’s “Secret Speech” to the XX Party Congress in February, 1956. This canonical history of the Stalin period – the version we have all learned — is completely false. We can see this now thanks mainly to two sets of archival discoveries: the gradual publication of thousands of archival documents from formerly secret Soviet archives since the end of the USSR in 1991; and the opening of the Leon Trotsky Archive at Harvard in 1980 and, secondarily, of the Trotsky Archive at the Hoover Institution (from where I have just returned).” – Grover Furr, “The Ukrainian Famine: Only Evidence Can Disclose the Truth”

Kedua, pemecahan Jerman menjadi Timur dan Barat bukanlah kehendak Stalin, melainkan kapitalis-kapitalis barat yang ingin menguasai industri-industri besar yang ada di bagian barat negeri itu. Stalin hanya meminta Jerman dimerdekakan sebagai negara netral dengan tanggung jawab membayar kerugian perang pada Uni Republik-Republik Sosialis Soviet.

The creation of the GDR was a reaction to the creation of the Federal Republic of Germany in 1949, after the Western-controlled sectors of Berlin introduced a separate currency so as to undermine the economic stability of the Eastern side. Contrary to what is taught in the capitalist education system, the Soviet Union and its allies never wanted a partitioned Germany, instead favouring a unified but neutral state. But in 1952 the Soviet proposals for German reunification were rejected by the West, under its chancellor, Konrad Adenauer. West Germany was later armed and financed by the United States. – Graham Harrington, “The Berlin Wall, thirty years later”

Ketiga, Tembok Berlin berdiri pada masa Khrushchev. Tembok itu didirikan pada tahun 1961 sebagai opsi terakhir atas dasar kepentingan melindungi rakyat Jerman Timur dari kehilangan orang-orang terpelajar yang dibutuhkan untuk pembangunan masyarakat yang sejahtera. Kesempatan bisnis dan godaan upah yang lebih tinggi mengakibatkan migrasi yang menurunkan populasi sebesar 10 persen. Alasan lain juga adalah ancaman spionase dan sabotase oleh CIA dan BND (intelijen Jerman Barat). Tentu jika memungkinkan, berbagai penghalang, pemisah antara Barat dan Timur ini tidak pernah ada. Paradigma anti-komunis mencoba mengatakan bahwa tembok ini adalah penjara, tetapi latar belakang dari didirikannya tembok ini adalah sebagai pelindung.

“By 1961, the East German government decided that defensive measures needed to be taken, otherwise its population would be depleted of people with important skills vital to building a prosperous society. East German citizens would be barred from entering West Germany without special permission, while West Germans would be prevented from freely entering the GDR. The latter restriction was needed to break up black market currency trading, and to inhibit espionage and sabotage carried out by West German agents. [27] Walls, fences, minefields and other barriers were deployed along the length of the East’s border with the West. Many of the obstacles had existed for years, but until 1961, Berlin – partitioned between the West and East – remained free of physical barriers. The Berlin Wall – the GDR leadership’s solution to the problems of population depletion and Western sabotage and espionage — went up on August 13, 1961. [28]” – Stephen Gowans, “Democracy, East Germany and the Berlin Wall”

Keempat, mengenai keterkaitan kejadian ini dengan stalinisme, aku juga merasa itu adalah tuduhan absurd. Sebenarnya apa itu stalinisme? Apakah barangkali kata Stalinisme merujuk pada rezim sosialis di berbagai negeri dengan partai berideologi marxis-leninis, yang tidak menerapkan teori-teori Trotsky? Tentu saja, seorang Bolshevik, seorang komunis tidak akan mengikuti Trotskyisme. Teori Trotsky adalah kombinasi antara Bolshevisme dan Menshevisme. Ia mengambil dari Bolshevik perjuangan revolusioner proletarian dan pengambilan kekuasaan oleh kaum buruh, tetapi dari Menshevik, ia mengambil posisi “menolak” peran kaum tani dalam revolusi, atau dengan kata lain menolak “kediktatoran proletarian dan tani demokratik” yang merupakan gagasan Lenin, seorang Bolshevik.

“A whole decade—the great decade of 1905-15—has shown the existence of two and only two class lines in the Russian revolution. The differentiation of the peasantry has enhanced the class struggle within them; it has aroused very many hitherto politically dormant elements. It has drawn the rural proletariat closer to the urban proletariat (the Bolsheviks have insisted ever since 1906 that the former should be separately organised, and they included this demand in the resolution of the Menshevik congress in Stockholm). However, the antagonism between the peasantry, on the one hand, and the Markovs, Romanovs and Khvostovs, on the other, has become stronger and more acute. This is such an obvious truth that not even the thousands of phrases in scores of Trotsky’s Paris articles will “refute” it. Trotsky is in fact helping the liberal-labour politicians in Russia, who by “repudiation” of the role of the peasantry understand a refusal to raise up the peasants for the revolution!” – V.I. Lenin, “On the Two Lines in the Revolution” (1915)

Kelima, tuduhan “sosialisme di satu negeri” mengabaikan internasionalisme sangatlah tidak Marxis dan Leninis. Revolusi sosialis memanglah akan mendunia, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk revolusi terjadi di satu negeri terbelakang (mata rantai terlemah dari imperialisme).

“Revolusi di satu negeri tidak harus merupakan permulaan dari Revolusi Dunia, tapi revolusi dunia akan terus berjalan karena dimulai dengan kemenangan baru di negeri-negeri di mana kapitalisme lemah untuk satu periode waktu sejarah yang panjang. Kematangan tak merata dari kondisi untuk meletusnya revolusi meniadakan terjadinya revolusi secara bersamaan di tiap negeri” – Tatiana Lukman, 2016, “Trotskyisme? Sosialisme di Satu Negeri atau Revolusi Permanen?” hlm. 143

Terakhir, aku hanya ingin mengatakan bahwa pembelaanku terhadap Stalin didasarkan ketersediaanku melakukan kritik diri mengenai posisiku. Aku dulu sempat menjadi pengikut Trotsky untuk waktu yang sebentar sebelum aku mempelajari Marxisme-Leninisme. Aku juga kenal beberapa kawan sosialis yang pemikirannya banyak mengambil dari Trotsky. Aku diam saja karena tidak ingin menyulut konflik. Awalnya aku mengambil judul “Kebodohan Trotskyite” karena rasa kesal, namun kemudian aku ralat. Tetapi, sungguh, aku pikir para pengikut Trotsky harus mau menerima berbagai ‘kebenaran-kebenaran’ mengenai Stalin dan Trotsky yang awalnya untukku sendiri tidak menyenangkan.

Beberapa sumber penting:

Penelitian oleh Grover Furr yang dituangkan dalam buku-bukunya, Khrushchev lied : the evidence that every “revelation” of Stalin’s (and Beria’s) “crimes” in Nikita Khrushchev’s infamous “secret speech” to the 20th party congress of the Communist Party of the Soviet Union on February 25, 1956, is provably false (tautan baca ke Internet Archiev),

Blood Lies: The Evidence that Every Accusation against Joseph Stalin and the Soviet Union in Timothy Snyder’s Bloodlands Is False (tautan baca ke The Materialist Reader’s Omnibus),

Stalin and the Struggle for Democratic Reform (tautan baca ke Cultural Logic: A Journal of Marxist Theory & Practice: bagian pertama, bagian kedua),

The Murder of Sergei Kirov: History, Scholarship and the Anti-Stalin Paradigm (tautan beli ke Erythrós Press and Media), dan

The Mystery of the Katyn Massacre: The Evidence, The Solution (tautan beli ke Erythrós Press and Media)

Tulisan oleh Jules Humbert-Droz berjudul Nikolai Bukharin on the Use of Individual Terror Against Stalin (tautan baca ke Revolutionary Democracy)

Presentasi Grover Furr di 7th World Socialism Forum, World Socialism Research Center berjudul Trotsky’s Lies – What They Are, and What They Mean (tautan baca ke Grover Furr’s Home Page)

Tulisan oleh Grover Furr dan Vladimir Bobrov berjudul Bukharin’s “Last Plea”: Yet Another Anti-Stalin Falsification (tautan baca ke Grover Furr’s Home Page) dan

Stalin’s Justice: Not Subject to Appeal (tautan baca ke Grover Furr’s Home Page)

Tulisan oleh Grover Furr dalam jurnal Cultural Logic: A Journal of Marxist Theory & Practice berjudul Evidence of Leon Trotsky’s Collaboration with Germany and Japan (tautan baca) dan

Nikolai Bukharin’s First Statement of Confession in the Lubianka (tautan baca)

Tulisan oleh Grover Furr dalam jurnal Socialism and Democracy berjudul The “Official” Version of the Katyn Massacre Disproven?: Discoveries at a German Mass Murder Site in Ukraine (tautan baca)

Tulisan oleh Grover Furr berjudul New Light On Old Stories About Marshal Tukhachevskii : Some Documents Reconsidered (tautan baca Grover Furr’s Home Page)

Tulisan oleh D.N. Pritt berjudul The Zinoviev Trial (tautan baca ke Revolutionary Democracy)

Tulisan oleh D.N Pritt dan Pat Sloan The Moscow Trial Was Fair (tautan baca ke Marxists Internet Archieve)

Otobiografi oleh Joseph E. Davies, Mission To Moscow (tautan baca ke Internet Archieve)

Tulisan oleh Mark Tauger berjudul Stalin, Soviet Agriculture and Collectivization dalam buku Food and Conflict in Europe in the Age of the Two World Wars, yang disunting oleh Frank Trentmann dan Flemming Just (tautan baca ke New Cold War: News and Analysis of the Multipolar World)

Tulisan oleh Mark Tauger berjudul Natural Disaster and Human Actions in the Soviet Famine of 1931–1933 dalam jurnal The Carl Beck Papers in Russian and East European Studies (tautan baca)

Tulisan oleh Mark Tauger berjudul The 1932 Harvest and the Famine of 1933 dalam jurnal Slavic Review edisi 1991 (tautan baca ke New Cold War: News and Analysis of the Multipolar World)

Tulisan oleh Harry Haywood berjudul Trotsky’s Day in Court dalam bukunya, Black Bolshevik: Autobiography of an Afro-American Communist (tautan baca ke Marxists Internet Archieve)